ADU TRIK ATAU ADU OTOT?
Final sepak bola KNPI
Cup di Sumbul Kabupaten Dairi bertepatan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 67, Jumat (17/8/2012) berlangsung ricuh.
Wasit, Siregar penduduk Perumnas Simbara
Permai Sidikalang sempat dicampakkan pemain ke lumpur. Diduga, salah satu kubu
tidak terima atas tiupan pluit yang
mengarah ke pelanggaran. Wasit sempat dikejar-kejar dan nyaris dikeroyok.
Panitia penyelenggara
juga terpancing emosi hingga sejumlah pria mengenakan baju KNPI masuk ke tengah
lapangan. Ketua KNPI, Eddy Pasi sepertinya “ngamuk” lalu membuka jaket—juga masuk
ke daerah keributan. Tapi, lain kali jangan maralah, ketua. Kalau ketua
menoyor, kata orang tak teladan. Parahnya lagi, kalau ketua ditoyor…. Bah…
katua aha do i…— ninna muse.
Polisi pun mengerahkan
kemampuan agar suasana terkendali. Kapolres langsung menelepon kapolsek pasca
penerimaan informasi.
Memihak atau
tidak, wasit adalah orang yang berhak di
lapangan. Sepak bola adalah ajang adu trik. Bukan adut otot. Kalau otot sudah kuat…
bisalah di adu sama besi. Kalau perlu, dilaga sama besi yang lagi memerah
menyala yang dipegang sitopa bosi. Kalau
besinya bengkok… itu baru anak main. Cobalah… entah siapa yang bongkak…
Kalau ngak puas lalu
cari cara kasar—kapan bisa maju? Eeeiiiehh…Songon-songon
on ma hita. Tengoklah… bukan bola yang direbut. Tapi, Siregar sama pemain yang adu otot. Nungga sega rusak na ate….
Mau sukses? Pemain
harus didoktrin dan harus mau didoktrin sama pelatih agar tunduk pada keputusan wasit. Kalah menang—itu
biasa. Takut kalah? Yah, jangan main…..
Yuk belajar sportif, yukkkk...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar