Jumat, 30 November 2012

'Duit Ical Habis Dikuras Pendukung Palsu'



Stefanus Yugo Hindarto - Okezone
Kamis, 29 November 2012 16:41 wib
Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie
JAKARTA- Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, sejumlah tokoh partai politik tidak lolos dalam uji kualitas personal untuk menjadi presiden. Salah satu tokoh yang dianggap tidak berkualitas adalah ketua umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Ical, sapaan Aburizal Bakrie, tidak memenuhi indikator capres berkualitas , yakni, bisa dipercaya, tak melakukan korupsi, tak terlibat kriminalitas , dan berdiri di atas semua golongan. Survei tersebut digelar sepanjang Januari hingga Mei 2012 dengan jumlah responden 223. Responden tersebut terdiri dari kalangan akademis, pemimpin media, pengusaha dan purnawirawan.

Terkait hasil survei itu, tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengatakan, hasil survei LSI itu tepat, dan membuktikan bahwa sosok, karakter, dan perilaku tokoh seperti Ical tidak layak jadi Presiden 2014

“Fakta yang pahit ini pasti memukul moril pendukung Ical dan Ical sendiri seharusnya tahu diri ,bahwa mayoritas tokoh masyarakat lintas profesi tidak menyukai sosok dan karakter seperti dia,” kata Zainal kepada okezone, Kamis (29/11/2012).

Zainal yang juga wakil ketua dewan pertimbangan Ormas MKGR mengatakan, seharusnya, hasil survei itu menjadikan elite Golkar segera sadar. “Jika ngotot mengusung Ical maka akan terjadinya ancaman keterpurukan Partai Golkar pada Pileg dan Pilpres 2014, Evaluasi pencalonan Ical harus segera dilakukan,” katanya.

Ditambahkan Zainal, bila Partai berlambang pohon beringin itu bersikukuh mencalonkan Ical, Golkar akan bisa hancur karena tersandera Ical. “Di sisi lain, kasihan Ical duitnya habis dikuras oleh pendukung palsu yang mata duitan,” katanya.

Selain itu, Zainal mengungkapkan, gaya kepemimpinan Ical berbeda dengan ketua umum Golkar sebelumnya, Jusuf Kalla. ”Pendukung JK di internal Golkar mencapai 70%, bukan karena dia jago, tapi karena mereka tidak suka sama gaya kepemimpinan Ical yang pragmatis dan berbau transaksi melulu,” katanya.

Zainal menegaskan, bila JK berduet dengan Megawati di pemilihan presiden 2014 maka dipastikan pasangan tersebut akan sangat kuat secara politis. “Terlebih karena SBY sudah check-out dari panggung pencapresan,” tutupnya.
(ugo)

Jumat, 23 November 2012

Rothschild Berani Bayar Rp 2,5 Triliun Depak Bakrie dari Bumi



Angga Aliya - detikfinance
Jumat, 23/11/2012 17:39 WIB
New York - Taipan asal Eropa, Nathaniel Rothschild, menyatakan konsorsium yang ia pimpin akan menyuntikkan dana hingga sebesar US$ 270 juta (Rp 2,5 triliun) kepada Bumi Plc jika dewan komisarisnya berani memutus hubungan dengan Grup Bakrie.

Perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc itu sudah menerima dua proposal, satu lagi Rothschild, satu dari lagi Grup Bakrie yang menguasai 23,8% di perusahaan tersebut.

Grup Bakrie menawarkan untuk melepas hubungan dengan Bumi Plc melalui pembelian kembali saham-saham yang dipegang Bumi Plc di aset-asetnya di Indonesia senilai US$ 1,2 miliar.

Yaitu melalui pembelian kembali 29% saham BUMI juga 85% kepemilikan di PT Berau Coal Tbk (BRAU) yang keduanya merupakan anak usaha Bumi Plc. Pembelian akan dilakukan secara bertahap. Masing-masing nilainya US$ 278 juta dan US$ 950 juta.

Rothschild, yang juga salah satu pemegang saham Mayoritas di Bumi Plc merespons proposal ini dengan cara mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direksi. Ia menilai langkah yang dilakukan Grup Bakrie ini tidak memihak pada kepentingan investor minoritas.

Apalagi, salah satu orang terkaya di Indonesia yang menjadi komisaris Bumi Plc juga punya hubungan dekat dengan Grup Bakrie.

Rothschild pun lalu mengirimkan proposal tambahan yang isinya menyarankan alternatif tawaran Grup Bakrie tersebut. Ia menawarkan pembelian kembali 29% saham BUMI milik Bumi Plc senilai US$ 278 juta secara tunai dengan catatan Grup Bakrie hengkang dari perusahan yang tercatat di bursa London tersebut.

Rothschild, melalui NR Investment, memimpin konsorsium untuk menambah modal di Bumi Plc dalam rangka membeli saham-saham milik Samin Tan dan Rosan Perkasa Roeslani dari Bumi Plc. Sehingga Bumi Plc bebas dari tangan Indonesia dan sepenuhnya berada di tangan Rothschild.

Roeslani dan Tan punya saham di Bumi Plc lewat perusahaan investasi Recapital Advisors dan PT Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN). Recapital menguasai 13% saham Bumi Plc, sementara Borneo 23,8%.

"NR Investments percaya Bapak Tan dan Keluarga Bakrie sudah tidak lagi tertarik untuk berada di Bumi Plc. Oleh karena itu, bersama dengan investor lain, NR Investments sudah berkomitmen untuk menyuntikkan dana US$ 270 juta ke Bumi Plc untuk menyingkirkan kelompok tersebut," kata Rothschild dalam keterangan tertulis yang dikutip Wall Street Journal, Jumat (23/11/2012).

Taipan pertambangan Robert Friedland sudah setuju ambil bagian dalam konsorsiumnya Rothschild, kata dua sumber yang mengetahui rencana tersebut. Friedland selama ini sudah punya jam terbang tinggi di dunia pertambangan.

Ia terlibat dalam penemuan beberapa tambang besar dunia, termasuk tambang emas Oyu Tolgoi dan proyek tembaga di Mongolia. Friedland menyatakan siap membantu setoran dana hingga sebesar US$ 50 juta kata sumber tadi.

Selain itu saudara Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, dikabarkan juga telah sepakat membantu kucuran dana US$ 50 juta kepada konsorsium asing tersebut. Namun, pihak Hashim tidak mau memberikan komentar dalam kabar ini.


(ang/dnl) 

Credit Suisse Tunjuk Helman Sitohang Jadi Kepala Investasi Asia Pasifik


Kamis, 22 November 2012 16:25 wib
Widi Agustian - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
JAKARTA - Credit Suisse menunjuk Helman Sitohang sebagai Kepala Investment Bank Asia Pacific, di samping tanggung jawabnya saat ini sebagai CEO Asia Tenggara.

Dalam jabatannya yang baru ini, dia bertanggung jawab untuk memperkuat posisi Credit Suisse di bidang pasar saham/equities, fixed income dan bisnis investment banking Asia Pasifik. Dengan penunjukan ini, Credit Suisse saat ini adalah satu-satunya investment bank global yang dipimpin oleh perwakilan dari negara Asia Tenggara (Indonesia). Helman Sitohang akan berbasis di Singapura, hal ini menggambarkan pentingnya Asia Tenggara bagi bank ini.

Helman Sitohang berpengalaman dalam membangun bisnis-bisnis terdepan di pasar, yang berorientasi kepada klien, kerja sama tim dan profitabilitas. Dia merupakan alumni Institut Teknologi Bandung.

Helman Sitohang bergabung dengan Credit Suisse sejak 1998 di Indonesia. Dalam 14 tahun karirnya di Credit Suisse, Helman Sitohang telah menangani transaksi-transaksi penting dalam berbagai macam kategori produk dan tipe aset untuk klien-klien di Asia Pasifik dan seluruh dunia.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/11/2012), dia ditunjuk sebagai Co-Head untuk divisi Investment Banking Asia Pacific pada 2009 dan CEO untuk Asia Tenggara pada 2010. Di bawah kepemimpinannya, Credit Suisse telah meraih berbagai macam penghargaan di Asia Tenggara dari publikasi-publikasi finansial regional.

"Dalam sebuah konferensi Credit Suisse yang diadakan di Indonesia, untuk para klien seniornya dari emerging market seluruh dunia, para delegasi sepakat bahwa Asia tenggara, khususnya Indonesia tetap menjadi pasar yang menarik bagi para investor internasional karena kinerja ekonominya yang tangguh dan permintaan domestik yang makin meningkat," kata Hilman. (wdi)