Kamis, 30 Juni 2011

Marga Damanik Gelar Syukuran


SYUKURAN: Rasiden Damanik anggota DPRD Dairi dalam kapasitas Ketua Panitia (kiri) didampingi sekretaris St Japantas Damanik SP menari (manortor) bersama pada acara syukuran marga Damanik di gedung Nasional Sidikalang, Sabtu (25/6). Syukuran dimaksud digelar pertama kali sejak memutuskan daerah ini sebagai perantauan. (Analisa/sarifuddin siregar)



Sidikalang, (Analisa)

Marga Damanik se Kabupaten Dairi menggelar acara syukuran. Agenda dirangkai bertajuk “Pesta Marsombuh Sihol Keluarga Besar Damanik Boru Bere Pakon Panogolan diadakan di Gedung Nasional Sidikalang, Sabtu (25/6). Warga dari 15 kecamatan mengikuti acara yang berlangsung sederhana. Boru Munthe bunda pengacara kondang Juniver Girsang yang didaulat sebagai tamu kehormatan ikut ambil bagian.

Rasiden Damanik SE Ketua Damanik se Kabupaten Dairi mengatakan, dari hasil komunikasi dikuatkan motivasi para orang tua, disimpulkan bahwa mereka kerinduan bersama. Ingin berbagi rasa serta bermaksud mempererat keakraban. Masukan dari berbagai pihak itu dirangkum hingga terwujudnya kegiatan. Sebelumnya, panitia telah minta restu para tokoh Prof DR Sengli Damanik MSc , Prof DR Hasan Damanik dan Prof DR Kamrol Damanik Eng. Diprogramkan, pertemuan digelar setiap tahun.

St Japantas Damanik SP Sekretaris kegiatan menjelaskan, sejak merantau ke tanah Pakpak, agenda saling melepas rindu lingkup kabupaten belum pernah dilaksanakan. Karenanya, dapat dimaklumi bila animo tersebut sangat besar. Tercatat, ada 180 kepala keluarga bermukim di berbagai penjuru desa. Dibenarkan, keturunan Raja Damanik memperoleh berkah dan anugerah. Ragam profesi digeluti baik di birokrasi maupun wiraswasta.

Guna penyegaran iman, acara diselingi kebaktian rohani. Pendeta Doliaman Damanik STh MA dalam kotbahnya menekankan pentingnya saling menyayangi dan membantu sesama. Perjalanan aktivitas keseharian sebaiknya diawali doa. Peraihan sukses tidak boleh menyakiti orang lain.

Pada acara tersebut sejumlah keluarga menunjukkan solidaritas. Lelang cenderamata berupa ulos serta manortor (menari –red) irama Simalungun silih berganti. Sebanyak Rp 57 juta dana terkumpul secara spontanitas. Sementara itu, berbagi kasih dengan masyarakat diwujudkan melalui jamuan makan bersama 50 an anak yatim piatu. Selanjutnya, mengingatkan histori Raja Damanik terhadap generasi muda juga dipagelarkan totor bertitel “Tapeng-tapeng” . Puluhan tahun silam, tokoh itu hidup pernah menderita di perantauan. Ia bertahan atas bantuan seekor burung. Hewan itu menolong hingga pulih melalui pemberian makanan. Seiring itu cinta alam mesti ditanamkan sejak dini.

Ir Panner Damanik Ketua Umum Ihutan Bolon Boru Pakon Panogolan didampingi Sekretaris Pandapotan Damanik SH kepada wartawan menjelaskan, perayaan diarahkan untuk menjalin kekerabatan. Juga, agar senantiasa ingat bona pasogit (kampung halaman-red). Potensi marga ini bagi kelangsungan pembangunan dipandang cukup besar. Dipintakan, komponen ini menunjukkan dukungan kepada pemerintah. Diharap ajang tersebut menjadi benteng bagi penguatan nilai sosial budaya.(ssr)


Disiarkan di Harian Analisa edisi Kamis (30/6/2011)

1 komentar: