Jumat, 29 Juli 2011

Sewindu Kabupaten Pakpak Bharat: Prioritaskan Pembangunan pada Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Pertanian

Sumut - Hari ini Pkl. 01:17 WIB

TIDAK terasa waktu berlalu Kabupaten Pakpak Bharat sudah berusia delapan tahun atau sewindu sejak ‘berpisah’ dari Kabupaten Dairi. Kabupaten yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Pakpak Bharat dan Humbang Hasudutan ini, sekarang sudah berbeda jauh dibanding delapan tahun yang lalu.
Yang pasti kabupaten yang terdiri dari delapan kecamatan dan 52 desa dengan luas 1.218, 30 km2 ini sudah lebih maju dibanding delapan tahun yang lalu. Kini, kabupaten yang dipimpin Bupati Remigo Yolanda Berutu MBA dan Wakil Bupati Maju Ilyas Padang sudah bisa berdiri sejajar dengan kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Lantas dalam usianya yang sudah sewindu apa yang telah dicapai dan apa-apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat?

Menurut Bupati Remigo Yolanda Berutu, prioritas pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat difokuskan kepada tiga pilar Pembangunan, yaitu: pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

Pendidikan


Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Adapun terobosan yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut, yaitu dengan: pembangunan infrastruktur fasilitas pendidikan SD, SLTP, SLTA/ SMK, pemenuhan Rasio Guru dengan Murid yaitu 1:10, di mana Standar Nasional adalah 1: 30, pemberian beasiswa berupa pembebasan biaya SPP bagi pelajar SD Negeri , SMP Negeri dan SMA/ SMK Negeri serta bagi siswa SMA yang lulus ke perguruan tinggi negeri.

Untuk tahun 2009 Pakpak Bharat memiliki 66 sekolah pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari 53 Sekolah Dasar negeri dan swasta dan 13 Madrasah Ibtidiyah negeri dan swasta, dengan jumlah guru keseluruhan sebanyak 763 guru 7.257 murid. Sementara jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama ada 22 sekolah yang terdiri dari 18 SLTP negeri dan swasta dan 4 MTS negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing-masing 312 guru dan banyaknya murid 2.440 murid.

Pada tahun yang sama jumlah sekolah lanjutan tingkat atas ada sebanyak 6 sekolah yang terdiri dari 5 SLTA negeri dan swasta dan 1 MA negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing-masing 153 guru dan 1.521 murid.

Tingkat penggunaan Sekolah Dasar terhadap jumlah murid untuk Sekolah Dasar mempunyai rata-rata murid persekolah sebesar 110 orang. Rata-rata murid perguru sebesar 10 orang. Rata-rata murid per Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 111 orang, dengan rata-rata murid per guru sebesar 8 orang. Rata-rata murid per Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sebesar 254 orang, dengan rata-rata murid per guru sebesar 10 orang.

Dengan melihat rasio penggunaan sekolah oleh murid dan rata-rata murid per guru, seharusnya kualitas pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat sudah jauh di atas rata-rata.

Kesehatan


Permasalahan di bidang kesehatan antara lain belum terjangkau masyarakat dari segi biaya, dari segi jarak untuk mendapatkan pelayanan, fasilitas yang memadai dan ketersediaan tenaga medis yang diperlukan.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Kesehatan melakukan terobosan sebagai berikut: pemberian Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) terhadap masyarakat miskin, Puskesmas Rawat Inap 24 Jam pada 8 Puskesmas, pengadaan 9 unit Puskesmas keliling dalam melayani masyarakat secara langsung, pemberian bantuan Jamban gratis, dan pengobatan/ operasi gratis (bibir sumbing, katarak, sunatan massal).

Di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat satu Rumah Sakit Umum, yaitu Rumah Sakit Umum Daerahbuah Puskesmas di 8 Kecamatan, 24 Pustu dan 87 buah Posyandu dan 33 Polindes.

Untuk tenaga medis, di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat 10 orang dokter umum, 4 orang dokter gigi, 110 bidan, 79 perawat umum, 1 orang perawat sanitasi, 5 orang perawat gigi dan 6 perawat gizi.

Pertanian dan Perkebunan


Permasalahan yang terjadi di bidang pertanian adalah rendahnya tingkat produktivitas lahan yang disebabkan oleh minimnya penggunaan sarana produksi, rendahnya keterampilan budidaya, masih minimnya penerapan tekhnologi pertanian dan usaha tani yang masih bersifat subsistem (belum berorientasi pada pasar dan profit).

Untuk itu maka Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan melakukan terobosan antara lain: membentuk Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dengan menyediakan 5 unit traktor untuk mengelola lahan secara gratis.

Kemudian membentuk UPT Penangkar Benih/ Bibit dan Bantuan Benih/ Bibit pada masyarakat, peningkatan SDM petani dan penyuluh/ petugas pertanian, pemberdayaan Kelompok Wanita Tani menuju swasembada sayur, membangun kemitraan dan meningkatkan ekonomi petani melalui Penguatan Kelembagaan Tani.

Di samping tiga sektor prioritas tersebut Kabupaten Pakpak Bharat juga fokus pada bidang lain seperti bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM melakukan terobosan, salah satu di antaranya adalah dengan program Penyediaan Modal berupa Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB).

Hasil yang dicapai


Dari terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dapat kita terjadinya prosentase peningkatan Produk Domestik Bruto (PDRB) . Tahun 2008 5,87% dan tahun 2009 5,83%.

Dari sektor tenaga kerja juga terjadi penurunan tingkat pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2008 7,54 dan tahun 2009 turun menjadi 3,07%. Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik dari 84,29% tahun 2008 menjadi 87,42% tahun 2009.

Angka kemiskinan juga mengalami penurunan dari 22,42% (2007), 15,02% (2008) menjadi 13,99 (2009). Sementara pertumbuhan ekonomi dari 5,85% (2008) menjadi 5,94% (2009). Demikian Human Development Indeks (HDI) meningkat dari 69,95 (2008) menjadi 70,36 (2009).

Dari sektor pendidikan jumlah siswa SMA yang lulus ke perguruan tinggi negeri dari 96 orang (2008), 177 orang (2009) menjadi 303 orang (2010).

Penyerapan dana Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) juga mengalami peningkatan dari Rp. 2.515.500.000 (2008), Rp. 3.990.500.000 (2009) menjadi Rp. 4.960.500.000 (2010). (rizal r surya)

Disiarkan di Harian Analisa edisi Jumat tgl 29/7/2011
www.analisadaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar