Jumat, 29 Juli 2011

Kelahiran Kabupaten Pakpak Bharat Merupakan Mukjizat






(Analisa/sarifuddin siregar)/ Ir Ampun Solin Sekretaris Umum Komite Pemekaran Kabupaten Dairi disaksikan Bupati Kabupaten Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu MBA dan nyonya, Richard Eddy M Lingga SE dan pejuang lainnya memotong kue ulang tahun menandai Hari Jadi daerah otonom ke-8 di Salak, Kamis (28/7). Pengesahan wilayah ini terwujud hanya atas campur tangan Tuhan guna mengangkat
martabat etnis Pakpak.




Bupati, Remigo Yolando Berutu MBA didampingi Wakil Bupati Ir Maju Ilyas Padang membenarkan hal dimaksud saat wawancara bersama wartawan. Diakui, upacara bendera di lapangan Napasengkut, Salak hanya diikuti jajaran PNS, TNI, Polri dan beberapa siswa. Unsur masyarakat tidak hadir di sana.

"Ini bahan introspeksi. Berarti ada kekurangan. Seharusnya, yang merayakan ulang tahun itu bukan hanya bupati. Seyogianya, pemerintahlah menyampaikan ucapan suka kepada masyarakat. Realitasnya, sejumlah kalangan justru menyalami saya. Tetapi, tak apalah, itu ekspresi kegembiraan" ujar Remigo.

Guna menggelorakan semangat perjuangan, Remigo menjelaskan, akan mendokumentasikan sejarah tersebut. Keterangan sejumlah pihak berkompeten, utamanya masyarakat dirangkum kemudian dibukukan. Ini penting dilakukan membuktikan bahwa pencapaian ini adalah buah kerja keras rakyat yang diridhoi Tuhan. Realitas menunjukkan bahwa, ada rantai terputus sehingga penduduk kurang antusias.

Begitupun, kepala daerah ini menerangkan, ragam kemajuan sudah digapai. Bidang pendidikan, kesehatan, pertanian dan infrastruktur telah berbenah. Anggaran pembangunan meningkat signifikan dibanding masa sebelumnya.

Dicontohkan, jumlah SD/MI naik dari angka 58 unit tahun 2003 menjadi 65 unit tahun 2011 didukung 525 pengajar PNS dan 177 non PNS. Bidang kesehatan, angka kematian bayi tahun 2010 adalah 18 per 1000 kelahiran dan angka kematian ibu 1 per 1000 kelahiran. Demikian laju pertumbuhan ekonomi, disebut mencapai 5,49 tahun 2010 atau lebih baik dari Sumut, yakni 6,35. Etnis Pakpak kian menunjukkan eksistensi sebagai salah satu unsur kekayaan Nusantara. Seputar kendala, dibenarkan, juga masih banyak, termasuk lemahnya produktivitas. Itu PR (pekerjaan rumah) bersama.

Resepsi Hari Jadi di pelataran rumah dinas bupati di Salak berlangsung sederhana. Remigo memberi ruang kepada para tokoh pemekaran menyampaikan ungkapan isi hati termasuk memotong roti ulang tahun. Pejabat ini kemudian menyuap roti kepada satu per satu para perintis sebagai tanda penghormatan.

Di antaranya adalah Bishop GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi) Pdt EJ Solin STh, Richard Eddy M Lingga anggota DPRD Sumut, Fakhrudin Kudadiri, Raja Ardin Ujung, Agus Ujung dan beberapa kaum ibu.

Ir Ampun Solin Sekretaris Umum Komite Pemekaran Kabupaten Dairi menuturkan, pembentukan dan kelahiran Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebuah mukzizat. Dari aspek administrasi, sesungguhnya tidak memenuhi syarat. Tidak mungkin daerah bermodalkan tiga kecamatan serta keterbatasan ini direstui. Hanya atas campur tangan Tuhanlah daerah otonom ini disahkan. Pakpak Bharat muncul penuh spesifik sedang daerah lain dideklarasikan dalam kecukupan. Proses itu sungguh melelahkan. Jadi, jangan terlalu menuntut kepada pemerintah. Beri kesempatan berkreasi dan berinovasi.

Bersamaan itu, ia mengajak masyarakat bersinergi. Tidak terbawa dalam pengelompokan. Etnis Pakpak adalah satu dalam wadah Silima Suak. Jangan membedakan suak ini, suak itu. Jalin harmoni. Ini adalah anugerah Tuhan, yakni jembatan untuk menunjukkan jati diri Pakpak.

Delphi Masdiana Ujung SH MSi Ketua DPRD Dairi mengapresiasi upaya keras pemerintah daerah. Khususnya di bawah manajemen Remigo, geliat ekonomi diyakini lebih menggema seiring penetapan program realitis. Potensi alam dan pendukung dapat digali hingga mampu mensejajarkan diri dengan yang lain. (ssr)


Disiarkan di harian Analisa edisi Sabtu tgl 30/7/2011
www.analisadaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar